“Tok..tok..tok bun.. makan malamnya udah siap turun
yuk?” ujarku di depan kamar bunda.Tapi,tak ada sepatah katapun dari dalam kamar
bunda,hati ini bertanya-tanya mengapa?mengapa sekarang tak ada warna di rumah
ini,tak ada canda tawa,bahkan senyumanpun tak ada.Memang semenjak ayah
meninggal,semuanya berubah termasuk senyum bunda,semua cat dan isi rumah ini pun juga berubah menjadi hitam
yang menandakan masih ada duka padahal,ayah sudah meninggal 10 tahun yang lalu.
“sudah non.. biar bibik aja nanti yang nganter makanannya,non makan dulu
aja,entar malah sakit.” Ujar bibi dari belakangku. “iya bik..”ujarku dengan
kecewa.
“kreeekkk...” terdengar suara pintu
terbuka dari kamar bunda.Itulah kegiatan bunda sehari-hari,keluar kamar hanya
untuk bekerja dan masuk kamar saat pulang kerja.Tak ada waktu sedikitpun
untukku. “Bunda... sarapan dulu yuk?” aku yang selalu mendahului untuk membuka
pagi yang muram ini. “kamu duluan aja!” ujar bunda sambil berjalan.Dan
lagi-lagi bunda memakai baju yang warnanya sama yaitu hitam.Kenapa semua yang
ada di sekitarku hitam?apakah sudah tidak ada lagi warna di hidupku setelah ayah
meninggalkan kami.
Seperti biasa,aku menunggu bunda di
ruang tamu.Meskipun sudah berkali-kali aku dilarang oleh bunda,tapi aku tetep
saja melakukannya. “Non.. ayo masuk kamar,nanti bunda marah lagi lho?” rayu
bibik agar aku mau masuk kamar. “Nggak bik,aku mau nungguin bunda sampai
datang!” ngototku sambil tiduran di sofa.Tak lama kemudian bunda datang,
“Fasya.. kenapa kamu belum tidur,Jam berapa sekarang!” bentak bunda. “Bunda
kenapa sekarang sering marah-marah sih?aku Cuma butuh bunda yang dulu,bunda
yang selalu ada untuk Fasya.” Ujarku sambil menangis. “Cukup Fasya,bunda nggak ingin
berdebat sama kamu bunda capek pengen istirahat..” Lalu aku beranjak pergi
menuju ke kamar dengan menangis. “Semua telah berubah... tak ada lagi kasih
sayang,tak ada lagi senyuman,semuanya berubah menjadi duka...” teriakku dari
dalam kamar.
***
Hari ini,aku libur sekolah.Tak ada
kegiatan yang bermakna bagiku.semuanya hitam yang membuat hatiku tak ceria
seperti anak-anak lain.Aku mulai jenuh di kamarku dan saat aku ingin jalan-jalan
ke loteng tiba-tiba aku berhenti di pntu kamar bunda yang lupa di tutup
olehnya. “Sudah lama aku nggak masuk ke kamarnya bunda.” Dan aku pun masuk ke
kamar bunda dan duduk di kasur yang tertutup oleh selimut hitam.”apa itu..?”
ujarku dengan kaget.Ternyata sebuah buku diary,penasaran itu semakin memuncak
dan perlahan aku membuka dan membacanya. “hiks..hiks..hiks.. apakah sebenci itu
bunda ke aku,apakah memang aku penyebab ayah meninggal..” aku pergi dan berlari
dari kamar bunda sambil menangis.
“ting.. tong.. bibik tolong bukak
pintu” ujar bunda dari luar,sementara aku sudah menunggu di tempat biasa.
“bunda tunggu!” cegah ku saat bunda akan ke kamar. “apalagi sih Fasya?”jawab
bunda. “apa benar aku penyebab bunda seperti ini sama aku?apa benar aku
penyebab ayah meninggal bun? Dan apa benar bunda membenciku? Jawab jujur bun..”
tanya sambil menahan tangis. “apa-apaan sih kamu Fasya,dengar ya.. bunda
capek,bunda pengen istirahat”jawab bunda sambil menaiki tangga. “Bunda...
jelasin sama aku dulu!” tegasku yang tak mampu menahan air mata. “Non.. nggak
mungkin kalau seorang ibu membenci anaknya sendiri,jadi non nggak usah nangis
ya..” ujar bibik sambil mengusap air mataku.kenapa malah bibik yang bukan ibu
kandungku yang slalu ada untukku. “Tapi bik.. bunda sudah nggak peduli lagi
sama aku.”jelasku .Kemudian aku masuk kamar ditemani oleh bibik sampai aku
tertidur.Saat aku sedang tertidur,aku merasa bunda menghampiriku dan menangis
di sampingku,apakah itu kenyataan atau hanyalah mimpi semata.
***
“nyonya.. badan non Fasya sangat panas,apa perlu dibawa ke rumah
sakit?”tanya bibik. “iya bik.. bawa ke rumah sakit aja,tapi saya nggak bisa
nganter.”jawab bunda sambil menghabiskan sarapannya. “baik nyoya..” Saat aku
terbangun “bik.. bunda kemana?” tanyaku dengan nada rendah. “nyoya.. masih di
kantor non..”ujar bibik. “bunda benar-benar sudah nggak peduli lagi sama aku!”ucapku
dalam hati.”non..non kenapa melamun?”tanya bibik sambil melambaikan tangan ke
hadapanku. “nggak.. kok bik”jawabku sambil tidur kembali. “ya udah non.. tidur
istirahat dulu ya”saran bibik. Sebenarnya aku tidak bisa tidur memikirkan diary
bunda saat itu,seharusnya aku tidak lancang seperti ini.tapi,itu jawaban dari
semuanya setelah kepergian ayah.Tiba-tiba “kreeeekk.. Fasya hiks hiks..”suara
bunda mendekatiku,sebenarnya aku hanya pura-pura tidur.bunda duduk di sebelahku
tak mengelus rambutku yang sudah lama hilang tak pernah ku rasakan kini kembali
lagi. “maafkan bunda Fasya,bunda sayang sama kamu,tapi kamu sudah membuat
ayahmu meninggal.bunda tidak bisa menghilangkan rasa luka ini sayang.. setiap
bunda melihat matamu,terasa ayahmu masih ada disini.bunda tak sanggup dengan
hal itu Fasya.”ujar bunda sambil meneteskan air mata.saat bunda akan beranjak
keluar, “bunda..”ujarku. “kenapa aku menjadi penyebab ayah meninggal
bun?”tanyaku sambil menyegah bunda. “nggak.. lepasin bunda Fasya!” elak bunda
“aku sudah tahu semua bun,sudah cukup nggak usah di tutupin lagi dari
Fasya,Fasya sudah dewasa bun,sudah saatnya Fasya tahu yang sebenarnya.”desakku
pada bunda “10 tahun lalu,ayahmu mengalami kecelakaan tepat pukul 12 malam
tanggal 7 januari,” “itukan.. hari ulangtahunku bun”potongku “iya.. saat itu
ayahmu ngotot untuk pulang dari luar kota karena ingin merayakan
ulangtahunmu.tapi,semua hilang dengan sekejap.laki-laki yang membuat bunda
bangkit kini telah hilang..”setelah itu bunda lari menuju ke kamarnya,dan aku
pun berusaha mengejar bunda.Dan menyusul bunda ke kamar.”bunda.. maafin Fasya
bun,jika slama ini fasya slalu membuat bunda sedih.. tapi,bunda harus tahu
disini Fasya tetap sayang sama bunda.”ucapku sambil meninggalkan kamar bunda.
“Fasya.. tunggu nak,maafin bunda ya nak..”dengan memelukku yang sudah lama
hilang. “bunda sadar kalau semua ini bukan kamu penyebabnya tapi,takdir yang
memisahkan bunda dengan ayahmu.dan bunda janji akan slalu ada untukmu karena
kamu adalah satu-satunya kesayangan bunda,dan dimatamu terdapat cinta ayah
untuk kita”ujar bunda yang membuatku tak sadar meneteskan air mata.
Dan mulai saat itu bunda merenovasi rumah dengan cat warna yang
cerah,mengubah semuanya dengan warna cerah dan tak ada lagi kemuraman di hati
kita.Kini aku telah memiliki senyuman yang sangat sempurna dan sangat istimewa
yaitu senyuman bunda yang telah hilang dan kini ku raih kembali dan kasih
sayang yang dulu hilang kini ku raih kembali.
***END***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar